Manajemen Pelaratan Berkemah berbasis RFID dan FP-Growth
Pengelolaan alat berkemah sangat penting untuk memastikan keamanan para pekemah dan memperpanjang umur alat. Algoritma aturan asosiasi Frequent pattern growth (FP-Growth) telah muncul sebagai alat yang ampuh untuk mengelola aset secara efektif. Algoritme ini digunakan untuk mengidentifikasi pola yang sering terjadi dalam kumpulan data besar, menjadikannya metode yang efisien untuk menemukan aturan asosiasi guna membantu organisasi membuat keputusan yang tepat tentang aset mereka. Dengan menganalisis data historis, algoritme dapat mengidentifikasi aset mana yang paling sering digunakan, mana yang paling membutuhkan pemeliharaan, dan mana yang paling mungkin gagal. Kemampuan algoritme untuk menangani kumpulan data besar secara efisien dan mengidentifikasi pola dan korelasi tersembunyi dalam data aset menjadikannya alat yang berharga untuk mengoptimalkan pemanfaatan aset dan meningkatkan efisiensi secara keseluruhan. Penelitian yang telah dilakukan oleh dosen Rizka Reza Pahlevi dan Satria Akbar Mugitama dibantu oleh asisten penelitian Hussain (1301180122) mengusulkan pengelolaan aset alat berkemah menggunakan FP-Growth dan radio frequency identifier (RFID) untuk tag aset. Aset manajemen yang diusulkan dibangun di smartphone sistem operasi Android.
Metode penelitian dibagi menjadi dua bagian: persiapan data dan eksperimen. Persiapan data merupakan tahapan mengumpulkan dataset yang digunakan dalam algoritma FP-Growth. Pengusul menggunakan data dari ASTACALA (Organisasi perkemahan di Universitas Telkom) sebanyak dua puluh enam transaksi. Kemudian, pada eksperimen merupakan tahapan untuk membangun algoritma FP-Growth dan menguji tingkat confidence.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa dukungan minimum mempengaruhi waktu yang dibutuhkan untuk membangun asosiasi. Minimal support yang kecil membutuhkan waktu yang lebih lama, sedangkan minimal support yang besar membutuhkan waktu yang lebih cepat. Nilai confidence digunakan untuk menentukan relevansi hasil output FP-Growth. Hasil pengujian menunjukkan bahwa perbedaan support minimum berpengaruh terhadap kecepatan asosiasi bangunan, dan nilai kepercayaan berbanding lurus dengan support minimum yang digunakan. Penelitian ini dapat digunakan untuk studi kasus lainnya, dengan menggunakan data peralatan selain peralatan untuk kegiatan outdoor.